وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran:104)
Problematika kita pada saat ini
adalah kurangnya sikap peduli antar sesama, terkadang ketika melihat salah satu
dari ikhwah kita yang futur atau mulai kurang semangatnya dalam beribadah, rasa
peduli itu hilang sehingga tidak lagi saling menasehati dalam kesabaran dan
ketaatan. Begitulah yang terjadi diantara kita, terlebih lagi apa yang terjadi
di negara kita saat ini. Melihat kemungkaran tumbuh subur di mana-mana,
kemaksiatan merajalela, yang haq terlihat batil dan yang batil terlihat haq.
Pornografi dibela mati-matian sedangkan orang yang konsisten terhadap ajaran
Islam terlihat asing bahkan dicurigai sebagai teroris. Masyarat kita sudah
tidak lagi memiliki ukuran yang pas dalam melihat fenomena yang terjadi,
pemerintah pun demikian tidak menimbang permasalahan-permasalahan dengan
timbangan yang adil, seakan-akan dunia sudah mulai terbalik di mana hukum rimba
yang berlaku. Inilah akibat dari kesalahan kita, kita lebih tertarik dengan
hukum-hukum yang dibuat oleh manusia dari sumber yang diliputi hawa nafsu belaka.
Kita begitu enggan menerapkan hukum Allah di bumi pertiwi ini, acap kali
menolak ketika disodori Hukum Allah itu untuk dibumikan di negara ini.
Kita khususnya para aktivis dalam
mendakwahkan Al-Islam ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik bila
dilakukan sendiri-sendiri. Untuk itulah pentingnya sebuah jamaah yang mewadahi
dakwah ini. Nah jamaah bagaimana dan seperti apa yang dimaksud? Apakah sekedar
jamaah sekumpulan orang-orang yang memiliki semangat tinggi namun tidak
terorganisir dengan baik? Ataukah sebatas gerakan yang hanya sibuk menyerukan
syariat Islam namun hanya sebatas seruan semata? Atau sebuah jamaah yang asyik
mengkritik gerakan-gerakan yang lain? Dalam sebuah buku yang ditulis oleh
Dr.Shadiq Amin disebutkan bahwa format gerakan dakwah yang ideal adalah:
1. Kitabullah adalah sandaran bagi
setiap referensi dan konsep yang di gunakan untuk menetapkan tujuan, sarana,
cara menghadapi berbagai situasi dan kondisi.
Al-Qur’an dan As-Sunnah harus
dijadikan pedoman, rujukan sebuah jamaah dakwah. Bagaimana mungkin kita yang
menyerukan dakwah ini penyambung dari risalah yang dibawa oleh Rasululla Saw.,
namun tidak menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai mabda asasi di dalam
dakwahnya.
2. Adanya kejelasan visi jamaah
dalam mencapai tujuan dan metode beramal.
Sebuah jamaah dakwah harus memiliki
visi yang jelas, tidak hanya sekedar menyampaikan dan mengajak orang lain
bergabung ke dalam kelompoknya namun setelah itu ditinggalkan begitu saja tanpa
adanya pembinaan selanjutnya.
3. Tarbiyah individu perlu lebih
didahulukan.
Jumlah yang banyak dalam sebuah
jamaah penting namun kualitas pun tidak kalah penting. Kita terkadang begitu
semangat merekrut anggota baru sebanyak-banyaknya sehingga lupa pada sisi
pembinaan, yang mestinya lebih diperhatikan.
4. Dapat memberi pengaruh dari sisi
amal atas sisi teori.
Dapat kita fahami bahwa seorang dai
mesti selaras antara ucapan dan perbuatan. Tidak hanya pandai berteori namun
mampu menafsikan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Hendaknya jamaah ini mengambil
seluruh sebab-sebab syar’i untuk menegakkan sistem Islam.
6. Untuk merealisasikan tujuan besar
itu jamaah harus memiliki sarana yang layak untuk mencapainya.
Setelah kita membaca poin-poin di
atas tentu kita dapat menentukan manakah jamaah dakwah yang ideal yang kita
mesti bergabung di dalamnya. Dengan tidak ta’ashub (fanatik) yang membuat mata
kita hitam dalam memandang jamaah lain hanya karena tidak sefikroh (sefaham)
dengan kita. Namun hendaknya kita bisa mengajak mereka berjalan bersama, saling
bahu-membahu dalam mengemban amanah dakwah ini. Wallaahu a'lam. []
sumber : http://www.bersamadakwah.com/2012/06/format-jamaah-dakwah-ideal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar