Kamis, 29 November 2012

MENGAPA HARUS MENTORING



Jadilah kamu Rabbaniyin, yaitu orang-orang yang beribadat kepada Allah, karena kamu mengajar isi kitab Allah, dan karena kamu selalu mempelajarinya (Ali-Imran 79)


Peta dunia masa depan yang akan kita hadapi bersama adalah dunia global, yang mana tidak ada lagi batas-batas antar negara  dan multibudaya , multi etnis dan multi ras.
         Indonesia yang merupakan bagian masyarakat dunia, mampu tidak mampu akan dihadapkan dengan realitas tersebut. Oleh karena itu, penyiapan Sumber Daya Muslim (SDM) merupakan hal yang sangat mendesak. Karena disamping harus merespon peta dunia di atas, juga dituntut memberikan ruh nilai-nilai keislamannya. Dan mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang berintelektualitas, juga dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembentukan insan-insan mulia.
         Apabila semut, hewan kecil, berwatak comperative agent (pekerja keras), maka manusia dituntut untuk bertindak sebagai competitive agent (pekerja cerdas) yang berkahlaqul karimah , karena seorang manusia apalagi mahasiswa (muslim) tidak cukup bertindak dan bekerja keras, tapi juga cerdas.
Terdapatnya sistem di sebuah lingkungan kemasyarakatan akan sangat memberikan pengaruh terhadap pola pikir dan perilaku seorang mahasiswa. Lingkungan yang baik , akan membentuk generasi yang baik pula. Akan beruntunglah segolongan umat yang saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Dan hal itu disebut metode pembinaan. Banyak uslub (metode) untuk mencapai hal tersebut, yaitu dengan pembinaan kader. Salah satu metode yang  cukup efektif jika dilaksanakan secara optimal adalah Mentoring.
Mentoring merupakan sebuah model pembinaan generasi muda muslim yang dilakukan secara bersama “ amal jama’i ” dalam sebuah   kelompok   kecil  untuk mengkaji nilai-nilai agama Islam, yang dikemas dalam bentuk kegiatan aplikatif – kreatif, baik indoor pun outdoor yang dipandu dan dibimbing oleh seorang mentor, dimana Mentor tersebut merupakan kakak senior, sehingga akan terjalin ukhuwah antara kakak dengan adiknya.
Mentoring ini sudah tersebar secara luas di sekolah-sekolah dan di kampus-kampus. Hal ini disebabkan mentoring merupakan bentuk pembinaan yang memiliki keunggulan-keunggulan di antaranya :
1. Didapatnya pemantauan yang lebih intensif dan melekat dari seorang mentor terhadap perkembangan kualitas peserta mentoring.
2. Lebih mendalamnya pengenalan terhadap peserta mentoring, sehingga mentor dapat menerapkan pendekatan secara khusus kepada tiap peserta.
3. Terbangunnya ukhuwah yang lebih kokoh antar peserta mentoring.
4. Lebih dimungkinkannya pembinaan dapat berlangsung secara kontinu.

akhir kata, ayo kita mentoring........................

Sabtu, 16 Juni 2012

Format Jamaah Dakwah Ideal



وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imran:104)

Problematika kita pada saat ini adalah kurangnya sikap peduli antar sesama, terkadang ketika melihat salah satu dari ikhwah kita yang futur atau mulai kurang semangatnya dalam beribadah, rasa peduli itu hilang sehingga tidak lagi saling menasehati dalam kesabaran dan ketaatan. Begitulah yang terjadi diantara kita, terlebih lagi apa yang terjadi di negara kita saat ini. Melihat kemungkaran tumbuh subur di mana-mana, kemaksiatan merajalela, yang haq terlihat batil dan yang batil terlihat haq. Pornografi dibela mati-matian sedangkan orang yang konsisten terhadap ajaran Islam terlihat asing bahkan dicurigai sebagai teroris. Masyarat kita sudah tidak lagi memiliki ukuran yang pas dalam melihat fenomena yang terjadi, pemerintah pun demikian tidak menimbang permasalahan-permasalahan dengan timbangan yang adil, seakan-akan dunia sudah mulai terbalik di mana hukum rimba yang berlaku. Inilah akibat dari kesalahan kita, kita lebih tertarik dengan hukum-hukum yang dibuat oleh manusia dari sumber yang diliputi hawa nafsu belaka. Kita begitu enggan menerapkan hukum Allah di bumi pertiwi ini, acap kali menolak ketika disodori Hukum Allah itu untuk dibumikan di negara ini.

Kita khususnya para aktivis dalam mendakwahkan Al-Islam ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik bila dilakukan sendiri-sendiri. Untuk itulah pentingnya sebuah jamaah yang mewadahi dakwah ini. Nah jamaah bagaimana dan seperti apa yang dimaksud? Apakah sekedar jamaah sekumpulan orang-orang yang memiliki semangat tinggi namun tidak terorganisir dengan baik? Ataukah sebatas gerakan yang hanya sibuk menyerukan syariat Islam namun hanya sebatas seruan semata? Atau sebuah jamaah yang asyik mengkritik gerakan-gerakan yang lain? Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Dr.Shadiq Amin disebutkan bahwa format gerakan dakwah yang ideal adalah:

1. Kitabullah adalah sandaran bagi setiap referensi dan konsep yang di gunakan untuk menetapkan tujuan, sarana, cara menghadapi berbagai situasi dan kondisi.

Al-Qur’an dan As-Sunnah harus dijadikan pedoman, rujukan sebuah jamaah dakwah. Bagaimana mungkin kita yang menyerukan dakwah ini penyambung dari risalah yang dibawa oleh Rasululla Saw., namun tidak menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai mabda asasi di dalam dakwahnya.

2. Adanya kejelasan visi jamaah dalam mencapai tujuan dan metode beramal.

Sebuah jamaah dakwah harus memiliki visi yang jelas, tidak hanya sekedar menyampaikan dan mengajak orang lain bergabung ke dalam kelompoknya namun setelah itu ditinggalkan begitu saja tanpa adanya pembinaan selanjutnya.

3. Tarbiyah individu perlu lebih didahulukan.

Jumlah yang banyak dalam sebuah jamaah penting namun kualitas pun tidak kalah penting. Kita terkadang begitu semangat merekrut anggota baru sebanyak-banyaknya sehingga lupa pada sisi pembinaan, yang mestinya lebih diperhatikan.

4. Dapat memberi pengaruh dari sisi amal atas sisi teori.

Dapat kita fahami bahwa seorang dai mesti selaras antara ucapan dan perbuatan. Tidak hanya pandai berteori namun mampu menafsikan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Hendaknya jamaah ini mengambil seluruh sebab-sebab syar’i untuk menegakkan sistem Islam.

6. Untuk merealisasikan tujuan besar itu jamaah harus memiliki sarana yang layak untuk mencapainya.

Setelah kita membaca poin-poin di atas tentu kita dapat menentukan manakah jamaah dakwah yang ideal yang kita mesti bergabung di dalamnya. Dengan tidak ta’ashub (fanatik) yang membuat mata kita hitam dalam memandang jamaah lain hanya karena tidak sefikroh (sefaham) dengan kita. Namun hendaknya kita bisa mengajak mereka berjalan bersama, saling bahu-membahu dalam mengemban amanah dakwah ini. Wallaahu a'lam. []

sumber : http://www.bersamadakwah.com/2012/06/format-jamaah-dakwah-ideal.html

Kamis, 07 Juni 2012

UKM FORUM UKHUWAH DAN STUDY ISLAM UID



  Visi
”Membangun, mengembangkan dan memasyarakatkan nilai-nilai Keislaman dan Keilmuan menuju Kejayaan Islam”.

Misi

  1. Membentuk dan membina insan akademik yang Islami 
  2. Memperkokoh, memperluas serta mengembangkan pola pembinaan
  3. Mensyiarkan nilai keIslaman di dalam dan di luar kampus 
  4. Menjadikan FUSI sebagai Organisasi Dakwah yang Hayawi
  1. Menjaga pola hubungan jaringan kerjasama dan komunikasi baik internal maupun  eksternal kampus 
  2. Mempererat Ukhuwah Islamiah di dalam dan di luar kampus


Motto

      “Berbagi, bercerita dan berkarya”

Jumat, 18 Mei 2012

Merindukan Teori dan Sistem Pendidikan Islam


Bagaimanakah teori belajar yang baik menurut Islam? Sementara para guru yang kuliah di FKIP, memperoleh berbagai pelatihan, dan membaca buku tentang pendidikan dan teori-teori belajar dari pemikir kafir. Misalnya teori belajar dari Gagne, Bruner, Thorndike, Pavlov dan sederet ilmuwan kafir (bahkan ada yang atheis) lainnya. Bahkan para guru juga mengajarkan ilmu-ilmu dari para pemikir non Islam tersebut!
Apa yang diungkapkan sebenarnya dirasakan oleh semua pengajar di negeri kita. Mereka bertanya-tanya, kenapa kita selalu diajari berbagai teori ilmu pengetahuan dari orang kafir? Apakah memang tidak ada ilmuwan muslim yang maju dan bisa dijadikan ikutan?
Tentu saja jawabnya ada, bahkan sangat ada. Tapi satu hal yang perlu diketahui bahwa sebenarnya fenomena semacam ini perlu kita lihat secara lebih luas. Tidak hanya dari satu sudut pandang saja.
Dunia Islam adalah dunia yang dijajah oleh barat. Dan penjajahan itu bukan hanya sekedar pendudukan secara militer. Penjajahan itu sampai juga ke level ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Dulu sebelum Portugis mendarat di negeri kita, negeri kita ini adalah negeri Islam, di mana para sultan muslim menjalankan negeri ini dengan menerapkan segala khazanah peradaban besar dunia Islam, termasuk ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Ketika kemudian parade penjajah itu mulai menguasai negeri ini, maka mereka pun masuk juga ke dunia ilmu pengetahuan dan pendidikan. Belanda getol sekali membangun kampus dan sekolah.
Dan peninggalan mereka sampai hari ini masih ada, meski kita sudah merdeka, bahkan kita juga sudah punya pemerintahan sendiri, punya lagu kebangsaan sendiri, punya wilayah, rakyat, bendera dan diakui oleh PBB.
Tapi yang terjadi justru malah penjajahan di dunia pendidikan tetap masih berlangsung. Nyaris semua ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi masih saja ‘dijajah’, sehingga yang terjadi memang ‘broken link’ yang luar biasa dahsyat, antara generasi Islam dan sisa peradaban masa lalunya.
Memutus Rantai Peradaban lewat Penjajahan Bahasa
Contoh paling sederhana dari masih berlangsungnya penjajahan adalahkenyataakn bahwa bangsa kita yang muslim ini kita tidak bisa bahasa Arab. Inilah hasil penjajahan yang tidak bisa dipungkiri. Rupanya para penjajah tahu betul bahwa kunci untuk memutus mata rantai peradaban Islam dengan generasi mudanya adalah dengan menghilangkan bahasa Arab dari dunia Islam.
Di negeri Islam yang dalam kesehariannya sudah berbahasa Arab, para penjajah menghidup-hidupkan bahasa Arab ‘pasar’, atau yang lebih kita kenal dengan bahasa ‘ammiyah. Kita kenal ada ‘ammiyah Mesir, ‘ammiyah Saudi, ‘ammiyah Yaman, Sudan, Irak, Maghrib dan seterusnya. Nyaris satu sama lain tidak bisa saling komunikasi.
Dan yang pasti, kalau memakai bahasa ‘ammiyah itu, dijamin kita tidak mampu mengerti Al-Quran, Sunnah, dan literatur keIslaman lainnya. Coba saja para TKI Timur Tengah itu disuruh membaca kitab tafsir, pasti mereka geleng-geleng kepala.
Sebaliknya, di negeri muslim lain yang belum semua rakyatnya berbahasa Arab, mereka menghapus semua pelajaran bahasa Arab dari kurikulum pendidikan.
Dan meski sang penjajah yang asli sudah pergi, dan kita merdeka selama bertahun-tahun kemudian, penguasa negeri ini sama sekali tidak pernah mau memasukkan kurikulum pendidikan bahasa Arab ke dalam pelajaran sekolah. Sebaliknya, kurikulum bahasa Inggris justru diajarkan mulai dari SD sampai perguruan tinggi.
Aneh bin ajaib. Sebuah negeri yang mengaku sebagai negeri Islam, masih mempertahankan tradisi yang dibawa penjajah.
Maka terjadilah putusnya jalur peradaban. Kita yang lahir setelah penjajahan, tidak mengenyam sistem pendidikan Islam. Semua kurikulum datang dari barat, bahkan termasuk suatu yang di barat sana sudah dianggap sampah, ternyata kita masih saja memakainya.
Di dalam otak para penguasa di negeri ini sudah tertanam doktrin utama, yaitu ilmu pengetahuan hanya ada di barat. Dan inilah titik pangkal kelemahan.
Belajar Dari Mentalitas Jepang
Tapi mentalitas sebagai ‘bangsa terjajah’ itu tidak terjadi di Jepang. Meski pernah diluluh-lantakkan dengan bom atom, bangsa Jepang tetap merdeka cara berpikirnya, mereka bisa cepat belajar dan bertekad untuk mandiri.
Mereka mengirim mahasiswa dan pelajar ke Barat, bukan untuk menjadi ‘penyembah’ barat, tetapi justru untuk ‘mencuri’ ilmu pengetahuan mereka. Dan ‘pencurian’nya bukan saja ilmu, tapi mereka berhasil mendatangkan juga para profesor dan sumber-sumber ilmu pengetahuan barat ke Jepang.
Tidak seperti bangsa kita, konsepnya si Jepang ini matang sekali. Yang diimpor oleh Jepang bukan produk teknologinya juga bukan hafalan teori-teorinya, tetapi sumber-sumber asal-usul ilmunya. Pemerintah Jepang sangat terbuka dengan riset dan pengembangan teknologi itu.
Apa yang di Amerika masih berupa proposal pengembangan yang belum disetujui pendanaannya, di Jepang langsung dibiayai dan dijalankan. Inilah bentuk ‘penjajahan balik’ Jepang kepada Barat. Akibatnya, teknologi lebih berkembang di Jepang. Bahkan Jepang menjadi pengekspor produk teknologi ke Barat. Amerika malah mengimpor mobil, motor, dan barang elektronik dari Jepang.
Bandingkan dengan Indonesia, alih-alih belajar teknologi dan membawa pulang ilmunya, bangsa kita malah lebih tertarik belajar ilmu yang sosial dan budaya. Lucu juga, Amerika dan Barat terkenal paling tidak punya kepekaan sosial dan berbudaya rendah, karena tangannya masih berlumur darah akibat penjajahan ratusan tahun, kok kita malah belajar budaya dan moral dari mereka. Apa yang menarik?
Tokoh-tokoh sekuler di negeri kita malah lebih gila lagi. Bagaimana tidak, mereka malah mengirim para mahasiswa muslim untuk belajar ‘agama Islam’ kepada para yahudi kafir di Barat. Padahal para yahudi barat itu terkenal perusak dan penghina agama Islam, kok bisa-bisanya mahasiswa dikirim untuk belajar kepada para pembenci Islam?
Maka kalau sepulang dari Amerika dan Barat itu mereka jadi ‘tukang bikin gara-gara’, bikin sensasi tidak jelas ujung pangkalnya, wajar saja. Lha wong ngajinya sama yahudi laknatullah.
Praktis dari segi pengembangan teknologi, nyaris tak ada satu pun ilmu pengetahuan yang kita ambil dari barat. Kita tetap saja jadi pengimpor produk teknologi dari mereka. Mulai dari kendaraan bermotor, sampai barang elektronik kecil-kecil, kita impor semuanya.
Kita tidak pernah mandiri untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk juga tidak pernah mengembangkan kurikulum pendidikan sendiri.
Akibatnya, tokoh-pokoh ilmu pengetahuan yang kita kenal juga itu-itu saja, semuanya hasil jiplakan total dari Barat.
Pengembangan Dunia Pendidikan Yang Asli
Kita semua sepakat bahwa kalau kita mau membangun bangsa ini, tentu kita harus mulai dari membangun dunia pendidikan. Selagi dunia pendidikan kita amburadul, maka selama itu punya pendidikan kita akan acak-adul.
Kurikulum pendidikan kita ini perlu diarahkan secara lebih tegas, terutama dari sisi filosofinya. Apakah kita hanya sekedar mau bicara formalitas, ataukah kita mau bicara kenyataan di lapangan?
Jadi penggalian kepada akar-akar sistem pendidikan dan ke mana arahnya, adalah merupakan hal yang prioritas. Dalam dalam pada itu, sebenarnya kita bisa menggali akar ilmu pengetahuan itu dari sumber peradaban besar Islam.
Sayangnya ya itu tadi, kita ini sudah dan masih dijajah oleh Barat. bahkan bahasa Arab pun kita tidak menguasai. Jadi bagaimana kita mau menggali ilmu pengetahuan dari peradaban Islam, kalau bahasanya saja tidak kita pahami.
Alhamdulillah, kami sempat mengenyam pendidikan di Universitas Islam Al-Imam Muhammad Ibnu Suud, Kerajaan Saudi Arabia. Dalam salah satu mata kuliah, kami diajarkan mata kuliah dasar-dasar pedagogik (ushulut tarbiyah).
Menarik sekali, karena teori-teori yang diajarkan sama sekali tidak menyebut teori orang barat. Kami malah diajak berkenalan dengan ilmuwan muslim besar semacam Ibnu Khaldun, Al-Ghazali, dan lainnya. Di mana sumber acuannya jelas, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Bukan teori-teori sekular Barat yang rancu.
Salah satu teori pendidikan Islam yang masih sangat melekat adalah bagaimana hubungan antara guru dan murid dibentuk sedemikian rupa, sehingga ada sisi keberkahannya. Sesuatu yang barangkali menjadi ‘aneh dan asing’ buat anda yang terbiasa dengan teori pendidikan barat.
Dan kalau mau dibanding-bandingkan, sejarah peradaban Islam yang gemilang tentu tidak akan pernah ada, bila tidak ada generasi yang dihasilkan oleh sistem pendidikan yang maju dan modern, yaitu sistem pendidikan Islam.
Sayangnya, sistem ini terkubur di dalam tanah, dan kita nyaris tidak pernah lagi bisa menemukannya. Semua adalah akibat bahwa kita adalah korban dari sistem pendidikan barat itu sendiri. Yang sejak awal memang ingin memastikan agar kita tidak bisa menemukan ‘harta terpendam’ berupa sistem pendidikan yang sangat maju di dunia Islam. Caranya dengan membuat kita tidak mengerti bahasa Arab.
Tapi, begitu anda melek bahasa Arab, maka di depan anda terbentang sebuah dunia maha luas yang berisi khazanah kekayaan intelektual Islam yang selama ini terpendam. Ada sekian banyak judul kitab yang berbicara tentang berbagai ilmu pengetahuan Islam, termasuk ilmu pendidikan dalam Islam.
Kalau menunggu terjemahan, paling-paling anda hanya bertemu dengan bukunya Abdullah Nasih Ulwan yang judul terjemahannya menjadi “dasar-dasar pendidikan Islam.” Padahal buku itu hanya mengulas sedikit saja tentang dunia pendidikan Islam. Di balik itu, masih ada begitu banyak tulisan, buku, makalah dan karya besar tentang sistem pendidikan Islam yang anda rindukan itu.
Wallahu a’lam bish shawab.(Ahmad Sarwat,Lc.)

Minggu, 06 Mei 2012

Ayo Menulis....




"buku bacaan sudah banyak, novel-novel menumpuk buat apa lagi menulis?? siapa yang akan membaca..??", begitu jawaban salah seorang ikhwah ketika ditawari "yuk menulis"..., setiap kita tahu bahwa semua profesi sudah di duduki oleh ratusan bahkan ribuan manusia, toh nyatanya kita masih bercita-cita untuk itu., bagi seorang aktivis sudah semestinya menekuni bidang ini, karena tidak semua orang mencatat apa yang kita ujarkan, dan tidak semua orang mengingat kembali apa yang sudah kita bicarakan.., yang menjadi catatan penting adalah bahwa menulis dapat menggetarkan semua sendi, karena memiliki kekuatan yang amat besar. dibuktikan dengan adanya berita beberapa bulan yang lalu ada pihak tertentu sempat melarang peredaran buku-buku "tertentu".
so...,, tunggu apa lagi..?? ajak semua rekan-rekan untuk menulis.., oh, ya.. hampir lupa kita sudah menyiapkan pelatihannya dan share langsung dengan penulis buku yang akan kita adakan akhir Mei, setelah itu kawan-kawan bisa lansung kirim tulisan ke mading ukm. seru kan..... ok jangan lupa baca info pendaftarannya disini.. http://dakwahkampus.com/berita/agenda-kampus/1832-workshop-menulis-a-sharing-inspirasi.html

Sabtu, 05 Mei 2012

Biarkan Rayuan Berjilbab Sukses Menggodamu




Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”

Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab : 59)

***

Sungguh Allah sangat menunjukkan sayangnya pada kita, para muslimah. Secara langsung Allah berikan perhatianNya melalui firmanNya. Sudah jelas maksud yang termakna dalam firman Allah di atas. Perintah untuk berjilbab secara syar’i dan hikmah yang Allah ingin berikan kepada kita para muslimah, “agar kita mudah untuk dikenal, dan tidak diganggu”.

Suatu waktu, ketika suasana ramai sekali dengan para bocah yang mulai menginjak masa pubernya, yakni masa untuk pencarian jati diri. Perhatian mereka semua terpusat ke tengah lapangan, ke kakak-kakak yang sedang mencoba menarik perhatian adik-adik kelas para siswa baru. Ya, saat itu di salah satu SMA yang berada di komplek tentara sedang digelar pertunjukkan ekstrakurikuler dalam rangka promosi, pencarian anggota baru dari para siswa yang baru saja diterima di SMA itu. Di sekeliling lapangan juga ramai dengan stand-stand ekstra kurikuler yang meriah dan ramai ditunggui oleh para pengurusnya.

Dari sekian banyak stand di sana, entah kenapa, perhatianku teralihkan oleh satu stand yang banyak ditunggui oleh para kakak kelas muslimah yang cantik dengan balutan jilbabnya. Jilbab yang teruntai berkibar saat tertiup angin mengalihkan perhatianku dan akhirnya menarik kaki ini untuk menghampirinya. Memang ada juga yang berbeda di stand itu, dibagikan es krim gratis bagi siswa baru yang berkunjung. Tapi di luar alasan itu, aku merasa sangat kuat tarikan yang akhirnya menggugah aku untuk mengunjungi stand itu, tak tau kenapa. Tetapi mungkin aku telah menyadarinya, masa itu adalah masa titik balikku. Mungkin ini yang dinamakan hidayah, amin ya Allah…, merasa diri menjadi orang yang selalu beruntung, merasa Allah begitu sayangnya.

Beranjak dari kisahku di atas, mungkin teman-teman juga memiliki kisah berkesan sendiri. Kejadian-kejadian lampau bersama orang-orang terkasih, yang apabila dirunut, dicari-cari hubungannya, mungkin itu adalah salah satu masa yang akhirnya menjadikan diri menjadi dirimu yang sekarang.

Hmm, aku tak mau melebar, di atas hanya sepotong kisah yang membuatku sadar, yang juga menuntun aku untuk terus belajar hingga saat ini. Sekarang aku sedang ingin berbicara dengan muslimah dan membicarakan tentang kita, “muslimah” yang seharusnya identik dengan jilbab. Kenapa aku bilang seharusnya identik? Ya, seharusnya muslimah itu identik, “memiliki ciri dan bisa dibedakan dengan wanita lain”. Muslimah seharusnya mudah untuk dikenal. Ya, hal ini kembali kepada perintah berjilbab dalam Q.S. Al Ahzab:59.

Berjilbab, hal yang menurut sebagian besar muslimah adalah sesuatu hal besar yang sulit untuk dilakukan, atau perlu banyak pertimbangan untuk mewujudkannya. Tapi tak seperti itu seharusnya. Mulailah muslimah untuk memiliki mimpi dan berpikir mudah. Segala kebaikan insyaAllah akan Allah permudah. Hasrat untuk lebih baik tentunya pasti ada dalam setiap diri, tinggal bagaimana diri-diri kita mampu untuk melawan nafsu lain yang juga berusaha menggoda, hingga akhirnya menggagalkan mimpi baik kita.

Hadirkanlah segala kebaikan yang Allah janjikan untuk wanita sholihah untuk menyemangati setiap hal yang akan kita lakukan. Hadirkanlah segala kebaikan yang akan mengikutimu ketika kau memutuskan untuk mulai berjilbab. Tak berlebihan ketika kukatakan kalau berjilbab secara syar’i itu adalah gerbang yang akan mengantarkanmu masuk ke kebaikan-kebaikan lain. Jilbab akan menuntutnu, namun ia juga akan menuntunmu. Bersyukurlah ketika banyak tuntutan yang harus kau lakukan karena keputusanmu untuk berjilbab. Karena tuntutan-tuntutan itu yang akan menuntunmu untuk selalu mampu menjadi lebih baik. Kesempatan atau peluang kebaikan akan lebih besar datang kepadamu, dan kau pun akan memiliki energi yang lebih untuk mencapainya. Biarkan segala kebaikan yang akan kau peroleh setelah berjilbab merayumu hingga akhirnya ia sukses menggodamu. Kalahkan semua ragu yang selama ini menghalangimu. Hadirkan Yakin. Buat awal perubahan besar menuju banyak kebaikan dalam hidupmu dari keberanianmu untuk mengulurkan jilbab ke seluruh tubuhmu.

Teman-teman muslimah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dia telah berikan apa yang kita butuhkan, tinggal bagaimana saja kita mensyukurinya. Bentuk syukur kita adalah dengan menyadari nikmat itu, kemudian berusaha untuk menjadi muslimah yang lebih baik setiap waktunya dengan meng-upgrade diri sendiri, hingga mampu menjadi teladan untuk orang lain, dan akhirnya bermanfaat bagi orang lain. Awalilah itu dengan Berani untuk Berjilbab.

Kita patut berbangga, karena Islam adalah satu-satunya agama yang Allah ridhoi. Kita pun patut berbangga, karena Allah menjadikan muslimah sebagai makhluk yang unik, dan makhluk yang diberi banyak keistimewaan. Maka, sudah sepatutnya pula, sebagai wujud iman kita kepada Allah, kita buktikan taatnya kita yang tercermin dari hati, lisan, dan perbuatan sebagai seorang yang layak menyandang penghargaan nama “muslimah”, yang membedakan dengan wanita lain.

“Dunia ini adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah.” (H.R.Muslim)

sumber:fimadani

Jumat, 04 Mei 2012

The Amazing Facts of Quran


Sungguh menarik data yang dikemukakan oleh Dr. Tariq Al Swaidan, berikut ini :Beliau menemukan sejumlah versi di dalam Al Quran yg menyebutkan satu persoalan yang sama dengan yang lainnya, misalnya laki2 sama dengan wanita.

Meskipun hal ini dipandang dari tata bahasa, namun fakta yang menakjubkan adalah bahwa kata laki2 dalam al-quran disebutkan sebanyak 24 kali dan wanita juga disebutkan 24 kali.Susunan kata ini tidak hanya benar dalam nilai struktur bahasa, tapi juga menunjukkan kebenaran secara matematik, misal 24=24.

Berdasarkan analisis lebih mendalam dari beberapa versi, bahwa kejadian ini terlihat konsisten pada keseluruhan al-quran.Lihatlah bukti yg menakjubkan dari jumlah kata2 dalam al-quran (versi bhs arab) berikut ini:

1. Dunia (kehidupan sekarang) disebutkan 115 kali. Akhirat( kehidupan setelah dunia ini) disebutkan 115 kali.
2. Malaikat 88 kali, syaitan 88 kali.
3. Kehidupan 145 kali, kematian 145 kali.
4. Kebaikan/manfaat 50 kali, jahat 50 kali.
5. Orang2 50 kali, nabi 50 kali.
6. Iblis(raja syaitan) 11 kali, menyelamatkan diri dari iblis 11 kali.
7. Musibah (bencana) 75 kali, syukur 75 kali.
8. Shodaqoh 75 kali, kepuasan 75 kali.
9. Orang2 yg tersesat 17 kali, syuhada 17 kali.
10. Muslimin 41 kali, jihad 41 kali.
11. Emas 8 kali, kehidupan yg mudah 8 kali.
12. Sihir 60 kali, fitnah 60 kali.
13. Zakat 32 kali, barokah 32 kali.
14. Pikiran 39 kali, cahaya 39 kali.
15. Lidah 25 kali, khotbah 25 kali.
16. Harapan 8 kali, ketakutan/kecemasan 8 kali.
17. Berbicara di depan publik 18 kali, pempublikasian 18 kali.
18. Penderitaan 114 kali, kesabaran 114 kali.
19. Muhammad 4 kali, syari'ah (ajaran rasululloh saw) 4 kali.
20. Laki2 24 kali, wanita 24 kali.

Dan yg cukup mengagumkan lagi, perhatikan berapa kali kata2 berikut terlihat:

1. SHALAT 5, BULAN 12, HARI 365
2. LAUT 32, TANAH 13 3.

Jadi laut+darat = 32+13= 45
Laut = 32/45x100 = 71,1111111%
Tanah = 13/45x100% = 28,888889% .
Laut+tanah = 100%

Ilmu pengetahuan modern kini membuktikan bhw air meliputi 71,111% wilayah bumi, dan daratan menutupi 28,8889%.

SUBHANALLAH. ... Mungkinkah itu merupakan suatu kebetulan?

Dikutip dari majalah islam QIBLATI

Selasa, 10 April 2012

apa sih MABIT itu...?



MABIT adalah kepanjangan dari ” Malam Bina Iman dan Taqwa”. Kegiatan ini biasanya dimulai setelah Maghrib atau setelah sholat isya sampai selesai sholat subuh.
Setelah sholat maghrib Tilawah malam bersama, kemudian setelah sholat Isya diadakan kajian agama yang dilanjutkan dengan diskusi sampai jam 10 malam, selanjutnya istirahat dan tidur sampai jam 02.30 malam. Setelah bangun Jam 02.30 malam sampai menjelang subuh diisi dengan sholat tahajud dan muhasabah dan selanjutnya setelah sholat subuh ada sedikit kultum atau tausiah. 

insyaallah mabit yang akan kita selenggarakan di Masjid Ahmad Yani, pada tgl 14 april 2012, diselenggarakan oleh divisi P2M UKM FUSI UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA dengan tema " MEMBENTUK KARAKTER AKTIVIS ISLAMI YANG MILITAN DAN DINAMIS DI KANCAH DAKWAH KAMPUS " . 
selamat mengikuti.................

Kamis, 05 April 2012

Yuk......, meramaikan masjid.....


Ternyata setiap muslim memiliki rumah tempat hatinya tentram saat memasukinya, yaitu masjid.  Perasaan ini harus kita wujudkan dan menghiasi hati kita, Rasulullah bahkan bersabda dengan jelas tersirat : Masjid itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang yang menganggap masjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan rahmat serta kemampuan untuk melintas shirathal mustaqim menuju keridhaan Allah, yakni syurga (HR. Thabrani dan Bazzar dari Abu Darda ra).

Karena masjid adalah rumah orang beriman, maka ada sekian banyak hal yang bisa dilakukan yang semuanya berbuah keutamaan. Ada pahala yang dijanjikan bagi siapa saja yang menjalankan serangkaian amalan-amalan terkait di masjid. Berikut enam hal diantaranya, semoga kita mampu mewujudkannya.

Pertama : Keutamaan Merindukan Masjid
Amalan yang pertama seputar masjid adalah bagaimana mengkondisikan hati dan seorang muslim, senantiasa mengarah pada masjid. Ia merindukan masjid dan merasakan ketenangan dan begitu betah saat berada di dalamnya.  Dengan merindukan masjid, kita berharap termasuk dalam golongan yang akan diberikan perlindungan oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya : “ Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah: (salah satunya)  …seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya  (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua : Keutamaan Mendatangi Masjid
Dalam sehari kewajiban sholat ada lima kali, dan sangat dianjurkan bagi seorang muslim untuk hadir berjamaah. Karenanya kebiasaan mendatangi masjid juga mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Rasulullah SAW. Beliau menjadikan kebiasaan ini sebagai indikator standar seorang dalam kondisi kebaikan dan keimanan yang mulia. Beliau menyatakan kepada para sahabat : “ Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman (HR. Tirmidzi dari Abu Sa’id Al Khudri).

Mendatangi masjid secara khusus untuk keperluan sholat berjamaah, dijanjikan pahala yang berlimpah ruah. Satu langkah berarti mengurangi beban dosa dalam diri kita, dan ayunan langkah berikutnya menaikkan derajat kemuliaan seseorang dihadapan Allah SWT. Dari Abdullah bin Mas'ud, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:"Tidaklah seseorang yang bersuci dengan sempurna (di rumahnya), kemudian pergi ke masjid, melainkan dengan setiap langkah yang ditempuhnya,Allah akan mencatat satu kebaikan untuknya, meninggikan derajatnya satu tingkat, dan menghapuskan satu dosanya." (HR Muslim)

Ketiga : Keutamaan membersihkan Masjid & Merapikan Masjid
Sebagai sebuah tempat ideal menjalankan ibadah penuh kekhusyukan, maka masjid haruslah senantiasa dalam kondisi bersih yang membuat nyaman mereka yang berada di dalamnya. Karenanya syariat kita menjanjikan pahala pada setiap amal yang dilakukan dalam rangka menjaga kebersihan masjid. Kepada mereka yang gemar membersihkan masjid meskipun dengan cara sederhana, Rasulullah SAW memberikan isyarat pahala, beliau bersabda : “ Dihadapkan padaku semua pahala yang diperbuat umatku, sampai-sampai kepada satu kotoran yang dikeluarkan oleh seseorang dari dalam masjid  (HR. Abu Daud, Tirmdizi).
Selain soal kebersihan, juga dianjurkan untuk merapikan masjid untuk menambah suasana semakin tenang dan syahdu. Agar doa-doa yang terlantun benar-benar keluar dari hati yang khusyuk tanpa ragu. Bahkan secara khusus dianjurkan menambah aroma terapi wewangian tertentu, sebagaimana diriwayatkan bahwa : Rasulullah Saw memerintahkan membangun masjid di kampung dan membersihkan serta memberinya wangi-wangian (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Namun dalam merapikan dan menambah keindahan masjid, harus dihindari segala hal yang berbau kemewahan tanpa makna, apalagi  jika dengan itu kekhusyukan dalam sholat kita dipertaruhkan.

Kelima : Keutamaan membangun Masjid
Amalan berikutnya seputar masjid adalah membangun masjid, tentu saja dengan niatan ikhlas hanya karena Allah semata, bukan mengharapkan simpati atau riya dari masyarakat di sekitarnya. Hari ini kita lihat pemandangan yang sungguh menyedihkan, orang kaya tidak sedikit di negeri ini namun masih kita temukan masjid yang dibangun dengan mengandalkan kotak infak yang disiapkan untuk menghadang jalan.  Rasulullah SAW jelas-jelas memotivasi kita dalam hal ini, beliau bersabda : “ Barang siapa membangun masjid bagi Allah mencari ridha Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga” (HR Muttafaq Alaih), bahkan dalam riwatar : “ Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah seperti sangkar burung ketika mengerami telurnya atau yang lebih kecil dari itu, maka Allah membangun sebuah rumah di surga untuknya". (HR Ibnu Majah).

Inilah barangkali yang menjadi rahasia begitu bersemangatnya para pengusaha di Arab untuk menebarkan masjid di wilayah-wilayah pelosok di Indonesia, bahkan terkadang lupa untuk melanjutkan pembangunan fisik dengan riayah (maintenance) berupa kegiatan dan pengelolaan.

Keenam : Keutamaan memakmurkan Masjid
 Selain yang terkait fisik, juga secara umum keutamaan berlaku pada mereka yang memakmurkan masjid dengan cara menghidupkannya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bersifat ibadah, maupun yang lainnya.  Firman Allah SWT : Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.(At-Taubah 18)

Dalam masa Rasulullah SAW jelas tergambar peranan masjid sebagai pusat kegiatan umat dan pemberdayaan masyarakat. Menjadi tempat ibadah sekaligus ladang pengkaderan,  bahkan juga menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan. 

Akhirnya, kita perlu memperluas peranan masjid di tengah masyarakat kita, bukan sekedar sebagai tempat ibadah semata, namun juga diisi dengan berbagai inovasi kegiatan dan produk dakwah yang menarik, yang membuat masyarakat tergerak untuk kembali ke masjid. Semoga Allah SWT memudahkan.
 

Rabu, 21 Maret 2012

Makna Lambang Fusi


 
1.Dua Lingkaran Emas :  
a.Melambangkan dua komponen pembentuk dan penggerakorganisasi yakni ikhwan dan  akhwat.
b.warna emas adalah akibat/hasil pewarnaan dari buku di bagian bawah. Emas mewakili nilai, cita rasa kemuliaan dan kegemilangan yang selalu menyertai kami, mulia dalam kesyahidan, gemilang dalam memenangkan hati dan raga manusia.
2.Buku Berwarna Hijau dengan Tulisan Tinta Emas :
a.Bentuk yang mewakili simbolisasi “bacaan”, bermakna bahwa FUSI tidak sekedar meyakini akan tetapi bertekad dengan sungguh-sungguh untuk melakukan “pembacaan” sebagaimana wahyu pertama kepada Rasulullah Saw.
b.Buku itu sendiri adalah Al Qur’an yang menjadi landasan/pijakan sekaligus pedoman dalam mengambil segala hokum dan metode dalam bergerak.
c.Warna hijau adalah melambangkan ketenangan, keteduhan dan kepemimpinan (yang mengarahkan) yang menjadi warna dasar buku, bermakna bahwa buku tersebut memiliki kekutan untuk memimpin manusia, membawa ketenangan dan keteduhan yang selalu dirindu.
d.Warna emas melambangkan kemuliaan dan kegemilangan sebagai warna tulisan yang berarti bahwa kandungan buku tersebut membawa kemuliaan dan kegemilangan.
3.Empat kata mengelilingi Bentuk Heksagonal : Melambangkan pola hubungan yang terjalin diantara kedua komponen pembentuk dan penggerak FUSI. Pola hubungan yang dihidupi oleh cahaya keIMANan yang dibekali terangnya ILMU dan pemahanman, pemahaman yang meyakini bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang terus berAMAL, Amal Bersama yang dilandasi keCintaan terhadap Allah sebagai tujuan, Rasulullah sebagai tauladan, para Da’I sebagai rekan dan kaum muslimin khususnya serta manusia seluruhnya.
4.Bentuk Heksagonal / persegi Enam :
a.Diambil dari bentuk ruang-ruang pembagi didalam sarang lebah, bentuk ini diakui dan telah dibuktikan dalam kalkulasi matematis, sebagai bentuk pembagi yang paling efektif dan efisien, yang tidak banyak menyisakan bagian-bagian dibentuk/ruang awalnya. Hal ini bermakna bahwa FUSI adalah organisasi yang tidak menyia-nyiakan segala potensi dan sumber daya baik yang ada dalm genggamannya ataupun yang hanya sekedar diberdayakan tanpa dimiliki ( asas tepat guna dan tepat biaya ).
b.Sarang lebah adalah tempat dimana tersimpan madu yang siap dikonsumsi dan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia seluruhnya. Itulah tujuan FUSI; bermanfaat bagi seluruh manusia. Insya Allah.
5.Kata FUSI di dalam Bentuk Heksagonal :
a.Keberadaan kata FUSI di dalam bentuk heksagonal yang disekelilingnya dilingkupi berbagai hal sebagaimana dijelaskan di atas bermakna bahwa FUSI merupakan hasil dari perpaduan keempat perlambang sebelumnya.
b.Warna hijau bermakna bahwa FUSI secara tabi’at memiliki sifat kepemimpinan, kepemimpinan atas berbagai upaya perubahan, perubahan yang insya Allah membawa tenang dan memberi keteduhan khusunya bagi lingkungan UID dan dunia keseluruhan. 

Sabtu, 03 Maret 2012

KEJAHATAN GLOBAL ZIONIS DI DALAM RUMAH ANDA

Propaganda-propaganda Zionis Yahudi yang menyerang Muslimin melalui media televisi dengan tujuan:  
  1. Menyia-nyiakan waktu, umur dan kehidupan.
  2. Melalaikan tugas dan kewajiban.
  3. Memutuskan tali silaturhmi. 
  4. Menyebarkan keraguan dan menghilangkan kepercayaan di antara umat manusia.
  5. Mengganggu keharmonisan hubungan keluarga.
  6. Alat transformasi kejahatan dan kebejatan moral. 
  7. Mengajarkan ihtilath kepada masyarakat. 
  8. Mengajarkan sikap, pola dan gaya hidup yang tercela. 
  9. Membiasakan para pemirsa mendengar musik dan lagu.
  10.  Membiasakan para pemirsa tidak ber-ghoddul bashor (menahan pandangan). 
  11. Membiasakan umat menyaksikan kemungkaran tanpa berusaha untuk mengingkarinya. 
  12. Mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar para murid dan mahasiswa generasi muda.
  13. Tasywih (memperburuk citra) terhadap sejarah Islam.
  14. Menciptakan tsaqafah ( pemikiran & budaya tidak benar kepada anak. 
  15. Menyebarluaskan kerusakan di antara orang-orang yang beriman. 
  16. Penyebab timbulnya berbagai masalah kejiwaan dan seksual.
  17. Mengganggu kesehatan dan menimbulkan kerugian materi 
  18. embuat sibuk sehingga melalaikan urusan yang lebih penting.
  19. Memusatkan perhatian masyarakat hanya untuk urusan olahraga.
  20. Mengangkat dan meninggikan kedudukan, peran dan derajat orang-orang fasik yang digambarkan telah berhasil mencapai puncak kenikmatan hidup.
  21. Menyebarluaskan dan mengesahkan berbagai istilah bathil.
  22. Mengarahkan dan memusatkan perhatian masyarakat kepada berbagai hal remeh dan tidak berguna.
  23. Menunjukkan dan memusatkan perhatian masyarakat kepada pentingnya peranan dan keikutsertaan kaum wanita dalam berbagai bidang kegiatan di luar rumah.
  24. Mempromosikan dan memamerkan kebesaran kebudayaan barat.
  25. Menanamkan pola pikir perpecahan pada generasi muda Islam dengan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang mendasar di antara umat Islam. 
  26. Mengajarkan sifat munafik kepada manusia. 
  27. Mendorong kegiatan olah raga secara intilath.
  28. Menghancurkan dinding pemisah antara umat Islam dengan Yahudi.
  29. Memperburuk citra umat Islam.
  30. Menanamkan rasa takut umat Islam terhadap musuh Islam.
  31. Menanamkan rasa simpati dan mengusir curiga umat Islam terhadap tentara salib di Eropa dan Amerika.
  32. Televisi menjadi satu-satunya sumber dan pusat inforrmasi bagi umat manusi dalam mendapatkan tsaqafah dan fikrahnya. Sumber: Televisi Mamfaat dan Mudharat, karya: Dr. Awadl Manshur